Rumus Kimia Asam Asetat
C2H4O2
Asam asetat merupakan salah satu
asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam
asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-.
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti
polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun
berbagai macam serat dan kain.
Dalam industri makanan, asam asetat
digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer
juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan
dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per
tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri
petrokimia maupun dari sumber hayati.
Sifat-sifat Kimia yang Dimiliki Asam Asetat - Rumus Kimia Asam Asetat
1. Keasaman
Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+
(proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah
monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat (CH3COO−). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4.
2. Dimer Siklis
Struktur kristal asam asetat
menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat berpasangan membentuk
dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Dimer juga dapat dideteksi
pada uap bersuhu 120 °C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di dalam
pelarut tak-berikatan-hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam
asetat murni. Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen
(misalnya air). Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.0–66.0
kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154–157 J mol−1 K−1. Sifat dimerisasi
ini juga dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya.
3. Sebagai Pelarut
Asam asetat cair adalah pelarut
protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam asetat
memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa
melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun
senyawa non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan
iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau
nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan
kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara
luas dalam industri kimia.
4. Reaksi-reaksi Kimia
Asam asetat bersifat korosif
terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng, membentuk gas
hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat). Logam asetat
juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa yang
cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue (Natrium bikarbonat)
bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat larut dengan baik dalam
air. Salah satu pengecualian adalah kromium (II) asetat. Contoh reaksi
pembentukan garam asetat:
Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Aluminium merupakan logam yang tahan
terhadap korosi karena dapat membentuk lapisan aluminium oksida yang
melindungi permukaannya. Karena itu, biasanya asam asetat diangkut
dengan tangki-tangki aluminium.
Asam asetat mengalami reaksi-reaksi
asam karboksilat, misalnya menghasilkan garam asetat bila bereaksi
dengan alkali, menghasilkan logam etanoat bila bereaksi dengan logam,
dan menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida bila bereaksi
dengan garam karbonat atau bikarbonat.
Reaksi organik yang paling terkenal
dari asam asetat adalah pembentukan etanol melalui reduksi, pembentukan
turunan asam karboksilat seperti asetil klorida atau anhidrida asetat
melalui substitusi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui
kondensasi dua molekul asam asetat. Ester dari asam asetat dapat
diperoleh melalui reaksi esterifikasi Fischer, dan juga pembentukan
amida. Pada suhu 440 °C, asam asetat terurai menjadi metana dan karbon
dioksida, atau ketena dan air.
5. Deteksi
Asam asetat dapat dikenali dengan
baunya yang khas. Selain itu, garam-garam dari asam asetat bereaksi
dengan larutan besi(III) klorida, yang menghasilkan warna merah pekat
yang hilang bila larutan diasamkan. Garam-garam asetat bila dipanaskan
dengan arsenik trioksida (AsO3) membentuk kakodil oksida ((CH3)2As-O-As(CH3)2), yang mudah dikenali dengan baunya yang tidak menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar